Rabu, 21 Oktober 2015

Cerpen - Pengorbanan Atas Nama Cinta


           Sam dan Risa merupakan sepasang kekasih yang sudah berpacaran selama 3 tahun. Mereka pertama kali bertemu di sebuah toko musik. Saat itu mereka berdua sama-sama mencari satu album yang sama. Mereka langsung tertarik satu sama lain ketika kedua tangan mereka saling bersentuhan saat akan mengambil album yang mereka cari. Seminggu kemudian mereka memutuskan untuk berpacaran. Mereka memang baru saja kenal satu sama lain, tetapi entah kenapa mereka merasa bahwa mereka berdua sudah ditakdirkan untuk bersama. Dan tentu saja hubungan mereka tetap langgeng hingga saat ini.
Risa adalah seorang mahasiswi Desain Komunikasi Visual di salah satu universitas terkenal. Ia sangat berbakat dalam bidangnya, sedangkan Sam adalah seorang atlet renang. Ia banyak menjuarai olimpiade olahraga. Walaupun mereka sangat sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, mereka selalu meluangkan waktu untuk pergi kencan sekali seminggu. Namun, suatu hari saat mereka pergi kencan terjadilah hal yang mengubah segalanya. Sam mengalami kecelakaan mobil yang sangat mengerikan. Nyawanya memang selamat, hanya saja karena kecelakaan tersebut, ia divonis tidak bisa berenang lagi. Risa yang mendengar hal tersebut sangat terkejut dan terpuruk.
“Sudahlah jangan bermuka seperti itu. Aku tidak apa-apa. Lihatlah seharusnya kita bersyukur aku masih bisa hidup.”
“Bodoh! Apaan sih walaupun begitu bagaimana dengan kariermu?”
Walaupun Sam berkata jangan khawatir, Risa tahu bahwa Sam merasa sangat sedih dengan keadaannya sekarang. Di kamar pasien tersebut Risa tidak bisa menahan tangisannya. Satu persatu tetesan air mata jatuh membasahi kedua pipinya yang tembem.
“Kenapa hal ini terjadi pada dirimu, Sam? Ini semua memang salahku.” 
Sam yang tidak ingin melihat Risa menangis memeluk Risa dengan erat dan mengelus lembut kepalanya. Namun bukannya berhenti, tangisan Risa semakin kencang. Risa menangis cukup lama dalam pelukan Sam.
Setelah beberapa hari di rumah sakit, Sam diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Karena kecelakaan tersebut, Risa semakin sering berkunjung ke rumah Sam. Sam memang tersenyum seperti biasa. Tetapi entah kenapa yang dilihat Risa merupakan senyuman yang sangat menyedihkan. Risa tahu cita-cita Sam adalah menjadi seorang atlet renang yang dikenal seluruh dunia. Itu adalah impiannya sejak kecil dan juga merupakan harapan dari ayahnya yang telah meninggal dunia.
Hati Risa sangat sakit jika melihat Sam yang terus menahan rasa perihnya itu karena ia tidak ingin membuat Risa merasa sedih lagi. Memang Sam berkata bahwa ini bukan kesalahannya, tetapi jika saja pada saat itu Risa tidak meminta Sam untuk pergi kencan, semuanya tidak akan terjadi.
“Ma.. Maaf Sam, se.. semua ini salahku! Seandainya saja.. Seandainya saja waktu itu aku tidak memajukan waktu kencan kita, hal ini...” Tidak sempat Risa menyelesaikan kalimatnya, Sam yang sedang duduk dihadapannya langsung mengusap air mata yang sedari tadi mengalir dipipinya. Sam yang sudah tidak tahan melihat Risa yang terus-menerus menahan tangisannya akhirnya ikut meneteskan air mata.
“Kumohon Risa, berhenti menyalahkan dirimu. Melihatmu menangis terus seperti ini membuat hatiku tersayat. Ini bukan salahmu, Sayang. Jadi, please jangan menangis lagi.” Sam memeluk tubuh mungil Risa yang gemetaran menahan tangisannya yang akan meledak.
“Maaf Sam. Maaf...” Tak kuasa menahan suara tangisannya lagi, akhirnya Risa menangis tersedu-sedu.
Mereka saling berpelukan diselimuti dinginnya hembusan malam. Risa pun berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan melakukan apa saja untuk membuat Sam bisa berenang lagi.

************

Keesokan harinya setelah pulang dari kampus, Risa menaiki bus untuk pulang ke rumahnya. Di sampingnya, duduk seorang wanita yang sangat cantik. Wanita tersebut tersenyum kepada Risa. Saat wanita itu akan turun, ia memberikan selembar kartu kepada Risa. 30 menit kemudian Risa sampai di depan rumahnya. Saat sampai di dalam kamar, ia melihat kartu itu lagi. Di kartu tersebut tertulis “Miracle” beserta alamatnya dengan tampilan yang imut, sedangkan di belakangnya tertulis “Kami dapat mengatasi permasalahan Anda”. Penasaran Risa semakin bertambah dengan apa yang tertulis di belakang kartu tersebut. Ia memutuskan untuk pergi ke tempat itu.
Ternyata “Miracle” merupakan sebuah kafe yang menyediakan berbagai jenis kopi. Ia masuk ke dalam kafe tersebut dengan disambut beberapa pelayan. Salah satu pelayan memberikan daftar menu kepada Risa saat ia duduk. Dalam menu tersebut, tertulis juga “Kami dapat mengatasi permasalahan Anda” dan di bawahnya tertulis instruksi yang harus diikuti. Tulisan itu menyuruh Risa untuk mengikuti pelayan yang ada di depannya. Pelayan tersebut membawa Risa untuk masuk ke dalam suatu ruangan. Saat masuk ke dalam ruangan tersebut, berdiri seorang wanita yang waktu itu memberikannya kartu saat berada di bus. Ia meminta Risa untuk duduk di kursi yang telah disediakan. Wanita tersebut mengikuti Risa dari belakang dan duduk di kursi depannya.
“Saya bisa mengabulkan satu permintaan Anda. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi. Anda harus mengorbankan satu hal yang berharga bagi diri Anda.” Sekitar 10 menit Risa berpikir. Apakah aku harus memercayainya? Benarkah yang ia katakan? Mengorbankan satu hal yang berharga? Banyak sekali pertanyaan yang terlintas dipikiran Risa. Setelah mempertimbangkannya, Risa menyetujui persyaratan tersebut dengan menganggukkan kepalanya. Wanita tersebut memberikan sebuah botol berisi kopi. Setelah memberikan botol tersebut, Risa merasa pusing dan semakin lama kesadarannya menipis. Mungkin itu karena pengharum di ruangan itu yang membuatnya pusing.
Risa terbangun. Ia bingung dengan keadaan sekitarnya. Dimana aku? Ini di bus? Risa cukup kaget dengan apa yang terjadi. Ternyata ia sudah berada di dalam bus yang sering ia naiki untuk pulang ke rumah. Di tangannya pun terdapat botol pemberian wanita tersebut.
Sesampainya di rumah, Risa membuka HP. Di HPnya terdapat 8 notifikasi telepon dari Sam beserta sebuah pesan yang menanyakan keberadaan Risa. Ia terdiam sesaat melihat pesan tersebut.
Tidak lama kemudian HP Risa mulai bergetar kembali. Sam menelepon untuk ke-9 kalinya. Risa tidak mengangkat telepon tersebut dan hanya tersenyum. Ia meletakkan HPnya di meja dekat ia berdiri. Kemudian, ia membulatkan tekadnya untuk meminum kopi dari wanita tersebut. Ia telah berjanji kepada dirinya untuk melakukan apa saja demi Sam. Apakah akan membahayakan nyawanya tidak lagi dipikirkan oleh Risa. Ia meminum kopi itu sampai habis. Dan tiba-tiba semuanya menjadi gelap.

************

Tahun telah berganti. Pada saat itu, banyak album yang telah dirilis. Risa yang menyukai musik instrumen membeli beberapa album. Ia memberikan album-album tersebut kepada kasir. Kasir tersebut sedang memegang sebuah koran. Di dalam koran tersebut terdapat sebuah berita tentang juara olimpiade renang tingkat internasional dan juga foto-foto pemenang dari juara 1 hingga juara 5. Sam berada dalam foto tersebut dan ternyata ia mendapatkan juara pertama.
Saat kasir tersebut mengecek harga album yang akan dibeli oleh Risa, seseorang masuk ke dalam toko musik tersebut.
“Gina liat deh, itu kan si ganteng!”
“Kyaaa.. iya itu memang dia. Untung aja kita kesini.”
Keributan langsung terdengar di dalam toko musik tersebut. Beberapa orang yang berada di dalamnya terkejut melihat siapa orang tersebut. Orang itu adalah Sam, pemenang kejuaraan olimpiade renang. Risa tidak terlalu tertarik dengan olimpiade renang sehingga ia tidak terlalu mementingkan lelaki tersebut.
Saat itu, Risa terburu-buru. Setelah kasir tersebut memberikan barang belanjaannya, Risa mempercepat langkah kakinya saat keluar. Akibatnya, pundaknya tersenggol oleh lelaki tadi. Risa membungkukkan badannya sebagai tanda permintaan maaf dan pergi dari tempat itu. Ternyata saat terjadi benturan tadi, Risa menjatuhkan HPnya. Lelaki tersebut pun mengambilnya.
“Ah tunggu!” Teriak Sam sambil mengejar wanita tersebut. “Hei! Wanita yang memakai baju merah, HPmu terjatuh!” Teriakan Sam cukup kencang sehingga Risa yang sebentar lagi akan menaiki bus berhenti. Risa menoleh ke belakang.
“Ah maaf  HPmu terjatuh tadi.” Sam menunjukkan HP tersebut kepada Risa. “Punyamu, kan?”
“Astaga iya ini punyaku! Terima kasih, ya.” Risa mengambil HP tersebut dan langsung memasukkannya ke dalam saku jaketnya.
“Iya, sama-sama. Ohya, ngomong-ngomong siapa namamu?”
Dari kejauhan, wanita itu melihat mereka berdua. Wanita kafe itu mengambil sebuah botol berisi air dalam saku jaketnya. “Permasalahan telah selesai.” Ia tersenyum bahagia dan berkata, “Good luck!”

Rabu, 14 Oktober 2015

Song and Melody


Naskah Drama Musikal
 
Keterangan Setting:
Rumah Melody
Terdapat sofa di sebelah kiri panggung yang mengadap ke penonton dan karpet kecil di bawahnya. Terdapat piano di sebelah kanan pannggung.
Jalan dan Panggung
Kosong, Piano ditutup oleh kain/tirai hitam
Cafe
Beberapa beja dan kursi di tengah panggung dan piano di kanan panggung
Rumah Song
Terdapat sofa di sebelah kiri panggung yang mengadap ke penonton dan karpet kecil di bawahnya. Terdapat piano di sebelah kanan pannggung. Terdapat beberapa tumbuhan di pot di sebelah kanan dan kiri sofa.




Song And Melody

 “Dalam time capsule, ku simpan rinduku. Melalui musik, aku menemukanmu.”


Babak 1

Setting : Rumah Melody
(Babak ini dibuka dengan instrumen piano Beauty and the Beast by Hirohashi Makiko. Lampu menyala. Seorang gadis kecil berumur tujuh tahun sedang terduduk di atas karpet dengan wajah masam. Ia semilah-milah kertas musik. Sementara ibunya sedang menunggu gadis itu di dekat piano)

Melody (Narasi dengan suara Melody yang sudah dewasa) 
Aku tidak suka musik, tapi kedua mama dan papa selalu memaksaku untuk menyukainya. Setiap hari mereka menyuruhku membaca dan memainkan not balok yang terpatri pada kertas musik untuk melantunkannya di atas tuts piano. Mama dan papa adalah musisi hebat, sedangkan anaknya tidak menyukai musik. Sungguh ironis.

Iriana              : (melambaikan tangannya ke arah anaknya) Melody, kenapa kamu masih di situ sayang? Ayo kita main piano sama-sama.
Melody           : (masih memilah-milah kertas musik) Melody nggak mau ma. Melody nggak suka main piano.
Iriana              : (menghela napas, kemudian berjalan mendekati Melody dan mengelus kepala anaknya) Kalau begitu bagaimana kalau hari ini kita latihan vokal?
Melody           : (menepis tangan ibunya) Melody nggak mau latihan piano, vokal, biola, dan yang lain! Aku nggak suka musik ma! Mama dan papa selalu maksa Melody! (berdiri, melempar kertas musik di tangannya ke lantai, kemudian berlari)
Iriana                          : (beranjak bangkit) Melody!

(lampu meredup. Instrumen berhenti.)

Melody (Narasi dengan suara Melody yang sudah dewasa) 
Setiap hari selalu seperti itu. Sekeras apa pun mama dan papa berusaha, sekeras itulah aku akan menolak segala sesuatu yang berhubungan dengan musik

(Lampu menyala. Seorang laki-laki berkumis menarikan jemarinya dengan lincah di atas piano, sementara anak gadisnya ada di sampingnya)

Bambang (bernyanyi Do-Re-Mi Soundtrack The Sound of Music)
Doe, a deer, a female deer
Ray, a drop of golden sun
Me, a name I call myself
Far, a long, long way to run
Sew, a needle pulling thread
La, a note to follow Sew
Tea, a drink with jam and bread
That will bring us back to Do (oh-oh-oh)
Ayo giliranmu Melody!

Melody           : (hanya diam dengan wajah cemberut)
Bambang        :(menghentikan permainannya) Melody, ayolah. Bernyanyi sekali untuk papa.
Melody           : (turun dari kursi piano, dan berjalan menjauhi ayahnya)

Melody (Narasi dengan suara Melody yang sudah dewasa) 
Sampai suatu ketika, mama dan papa merencanakan sesuatu yang membuatku berubah pikiran

(Bambang dan Iriana sedang duduk di sofa)
           
Bambang        : Ma, papa punya solusi untuk mengatasi Melody.
Iriana         : Hmm… Apa pa? Sepertinya Melody tidak pernah mau belajar musik seperti ia membenci musik.
Bambang       : Melody bukannya membenci musik. Dia cuma belum mengerti bahwa musik dapat membuatnya bahagia. Kita hanya perlu memberikan sesuatu yang membuatnya bahagia melalui musik.
Iriana              : Tapi apa pa?
Bambang        : (tersenyum penuh arti)

(Babak satu diakhiri dengan kedua suami istri yang saling bertatapan. Lagu instrumen piano memelan, lampu memadam)



Babak 2

(Instrumen piano Someday My Prince Will Come)

Melody (Narasi dengan suara Melody yang sudah dewasa) 
Song adalah murid kesayangan papa. Ia juga pianis hebat yang sering diagung-agungkan mama. Seandainya Song adalah anak papa dan mama, mereka tidak perlu membujukku sampai seperti ini. Saat itu kami pertama kali bertemu.

(Lampu menyala. Melody sedang bermain boneka di atas karpet. Kemudian Iriana dan Bambang membawa anak laki-laki ke arahnya.)

Bambang        : Melody, ayo kenalan dengan teman barumu.
Melody           : (menatap Song kemudian dengan ragu mengulurkan tangannya) Melody.
Song                : (menjabat tangan Melody) Song.
Iriana              : Nah, mulai sekarang Song akan sering latihan piano di rumah kita, jadi kalian bisa belajar berdua.
Melody           : (mendengus sebal) Melody kan udah bilang nggak mau belajar piano ma. Melody nggak suka musik.

(Iriana dan Bambang hanya tersenyum. Kemudian mereka meninggalkan Melody dan Song berdua. Instrumen berhenti.)

Song                : (berjalan ke arah piano kemudian memainkan tutsnya) Kenapa kamu nggak suka musik?
Melody           : (cemberut) Mama dan papa selalu memaksaku untuk bermain musik, aku nggak suka dipaksa-paksa. Kamu kenapa suka musik?
Song                : (memainkan intro Michael Bolton - A Dream is A Wish Your Heart Makes) Aku nggak pernah bilang suka kan? Tapi, nggak mungkin ada orang yang nggak suka musik. Musik itu seperti mimpi, gratis. (Song kemudian bernyanyi sambil bermain piano)
A dream is a wish your heart makes
When you're fast asleep
In dreams you will lose your heartache
Whatever you wish for you keep
Have faith in your dreams and someday
Your rainbow will come smiling through
No matter how your heart is grieving
If you keep on believing
the dream that you wish will come true

Melody (terpukau, kemudian tersenyum)
A dream is a wish your heart makes
When you're feeling small
Alone in the night you whisper
Thinking no one can hear you at all
You wake with the morning sunlight
To find fortune that is smiling on you
Don't let your heart be filled with sorrow
For all you know tomorrow
The dream that you wish will come true

(Adegan freeze Song dan Melodi saling tersenyum satu sama lain)

(Lampu padam. Lalu lampu kembali menyala. Adegan Melody dan Song yang bermain piano bersama. Bambang dan Iriana tersenyum senang melihat putri mereka mulai menyukai musik, selain itu Melody juga memiliki teman.)

Melody (Narasi dengan suara Melody yang sudah dewasa) 
Song yang membuatku menyukai musik. Tidak. Melalui musik aku dan Song dipertemukan.

(Babak 2 Selesai)


Babak 3

(Lampu menyala. Adegan menampilkan Melody dan Song yang berumur tujuh tahun sedang bermain musik bersama. Lampu padam. Melody dan Song yang sudah berusia 12 tahun bermain bersama. Song memainkan gitar)

Song (Mulai menyanyikan Randy Newman - You’ve Got A Friend in Me)
You've got a friend in me
You've got a friend in me
When the road looks rough ahead
And you're miles and miles
From your nice warm bed
You just remember what your old pal said
Boy, you've got a friend in me
Yeah, you've got a friend in me

Melody (ikut bernyanyi)
You've got a friend in me
You've got a friend in me
You've got troubles, and I've got 'em too
There isn't anything I wouldn't do for you
We stick together and can see it through
'Cause you've got a friend in me
You've got a friend in me

(Keduanya tertawa bersama)

Song                : Melody, aku punya ide.
Melody           : Apa?
Song                : Bagaimana kalau kita membuat time capsule?
Melody           : Time capsule? Apa itu?
Song                : Jadi kita akan membuat lagu untuk masing-masing dari kita. Kemudian, kita akan menyimpan rekaman lagunya di kotak dan menguburnya sampai sepuluh tahun yang akan datang. Nanti kita akan membukanya bersama dan menyanyikannya!
Melody           : Wah! Ide yang bagus! Ayo Song!

(Lampu mati. Lampu hidup dan keduanya membawa kaset rekaman lagu mereka. Song membawa sebuah kotak kecil dan keduanya menaruh rekaman itu di sana. Membungkus kotak kecil mereka dengan pelastik dan turun dari panggung dan menguburnya di dekat panggung)

Song                : (mengangkat jari kelingkingnya) Janji sepuluh tahun lagi!
Melody           : (mengaitkan jari kelingkingnya pada Song) Janji

(Lampu padam. Babak 3 Selesai)


Babak 4

Setting : Rumah Song

Song (Narasi)
Massa berkumpul, korban berjatuhan di mana-mana, penjarahan, pencurian, dan berbagai hal keji lainnya terjadi pada Mei 1998. Rumah-rumah orang keturunan Tionghoa dihancurkan dan dijarah, begitu pula dengan rumahku. Ayah dan ibu pergi bersamaku sebelum kerusuhan mencapai puncaknya, kami pergi ke negara manapun yang kami rasa aman. Pada saat itu rumah dan materi yang hilang bukanlah hal yang aku khawatirkan, yang aku khawatirkan adalah bagaimana aku bisa bertemu dengannya lagi, dengan Melody.

Jodi                 : (masuk dari pintu depan, menutup pintu, nada suara senang) Ayo bereskan barang-barang kalian, kita akan pergi ke luar negeri!
Song                : (bingung dan senang) Yeay keluar negeri!  Tapi kok buru-buru yah? Memangnya ada apa?
Jodi                 : (meletakan tangan di pundak Song) Kita akan liburan Song, tiket pesawat turun harganya dan ayah pikir ini waktu yang tepat untuk Song mendapat hadiah atas usaha Song di sekolah.
Weni               : (berjalan keluar dari dapur, suara lembut) Iya Song, prestasi kamu di sekolah semester kemarin sangat bagus jadi Ayah dan Ibu memutuskan untuk memberikan hadiah atas prestasimu nak.
Song                : (girang) Yeay! Kita liburan, terima kasih ayah, ibu.
Jodi dan Weni : (tersenyum) sama-sama nak.

Song (narasi)
Aku begitu senang dan ingin segera memberi tahu Melody tentang liburan ini. Aku ingin tahu bagaimana reaksi muka lucunya saat itu, aku juga berpikir untuk memberikannya oleh-oleh jika aku kembali. Tetapi ayah dan ibu tidak membiarkanku keluar rumah karena hari sudah larut malam. Aku berharap besok aku dapat memberi tahu Melody tentang hal ini, tetapi ternyata takdir berkata lain.

Jodi                 : (tenang) Song ayo bangun, kita mau pergi ke luar negeri nih, ayo bangun nak.
Song                : (menguap, mengankat tangan, bingung) Hoaam... bukannya kita perginya masih lama yah? Aku harus memberi tahu Melody tentang hal ini yah.
Jodi                 : Ayah sudah sampaikan kepada ibunya Melody tentang perjalanan kita keluar negeri. Melody terdengar senang dan menunggu kepulangan kita nanti dengan oleh-oleh yang banyak!
Song                : (bergumam dan tersenyum) Melody memang tidak pernah berubah, tetap lucu dan unik.
Weni               : (berteriak dari belakang panggung) Song! Ayah! ayo buruan nanti kita ketinggalan pesawat loh!

Song (narasi)
Setelah membereskan barang-barang, kami langsung naik mobil menuju bandara. Perjalanan ke bandara cukup lama karena kami terjebak kemacetan. Selain kemacetan, jalan-jalan kecil yang dilalui oleh Ayah juga memperpanjang waktu kami untuk mencapai bandara. Aku yang pada saat itu tidak mengerti apa-apa hanya sibuk sendiri  memikirkan hadiah apa yang akan aku bawa pulang untuk dirinya. Pada akhirnya kami sampai ke bandara dan terbang keluar negeri.

Setting 2 : Rumah Melody

(bunyi telepon)
Iriana              : (mendekati telepon dan menerima telepon) Halo?
Jodi                 : Halo?
Iriana              : Oh bapak Jodi, ada apa ya pak menelpon pagi-pagi ?
Jodi                 : Begini bu, saya dan keluarga akan pergi ke luar negeri untuk menghindari kerusuhan. Saya ingin mengucapkan terima kasih karena telah menjaga Song selama dia di sini dan membiarkan Song berteman dengan Melody.
Iriana              : Aduh pak, perginya dadakan sekali. Saya dan Bambang juga ingin mengucapkan terima kasih karena telah membiarkan Melody berteman dan belajar bersama Song. Melody pasti akan kangen sama Song.
Jodi                 : Tolong jangan beritahu Melody kalau kami pergi keluar negeri karena kerusuhan. Saya tidak ingin membuatnya sedih, sekali lagi terima kasih bu Iriana atas segalanya, saya mau siap-siap dulu. Selamat pagi.
Iriana              : (menutup telepon)

Melody (narasi)
Lima hari pun berlalu, aku mulai bingung dan bertanya-tanya kemana Song pergi. Song tidak datang untuk bermain musik ke rumah, aku mencoba menelpon rumahnya tetapi tidak ada yang menjawab. Aku mencoba bertanya ke Ibu dimana Song berada, tetapi Ibu juga tidak tahu.

Melody (Memainkan piano dan bernyanyi Firasat  - Marcell)
kemarin kulihat awan membentuk wajahmu
desah angin meniupkan namamu
tubuhku terpaku
semalam bulan sabit melengkungkan senyummu
tabur bintang serupa kilau auramu
aku pun sadari, ku segera berlari
cepat pulang
cepat kembali, jangan pergi lagi
firasatku ingin kau tuk cepat pulang
cepat kembali, jangan pergi lagi
Melody           : (menangis) Song kamu di mana? Kenapa kamu nggak main ke sini lagi? Kenapa kamu nggak main piano bersamaku lagi? Kamu ke mana Song? Aku kangen!

Melody (narasi)
 Seketika itu juga aku ingat tempat kotak itu terkubur. kotak yang penuh akan impian dan janji yang aku dan Song buat bersama. Aku masih mengingat muka dan senyum yang ia buat saat kami mengubur kotak itu bersama-sama. Dengan muka yang penuh kotoran dan senyum yang lebar ia mengarahkan jari kelingkingnya dan berkata, “janji sepuluh tahun lagi ya!”. Aku tersenyum memikirkan hal itu, tetapi hatiku sangat sedih. Aku masih berharap dia berada di sebelahku sekarang dan menyapaku.

(akhir babak 4)
 

Babak 5

Setting : panggung acara
Song
Hari berganti bulan dan bulan pun berganti tahun. 10 tahun kulewati dengan beragam pengalaman dan pengetahuan mengenai musik. Aku sudah menggelar banyak konser di berbagai negara dan karena prestasiku aku diundang untuk hadir menjadi juri di salah satu kompetisi musik di Indonesia. Aku dan keluargaku kembali ke Indonesia. Melalui kesempatan ini aku berharap akan bertemu dengan Melody lagi, aku sangat rindu akan senyuman dan suaranya, aku ingin tahu bagaimana kabar dia sekarang dan di mana dia tinggal. Lamunanku tentang Melody mengalihkan ku dan tanpa sadar aku sudah sampai di lokasi acara.

Panitia                        : Selamat datang tuan Song, mari saya antar kebelakang panggung untuk bersiap-siap
Song                            : Terima kasih pak. ( berjalan menuju ke belakang panggung)
Panitia                        : Tuan Song, acara sudah mau dimulai. Mari saya antar ke panggung juri
Song                            : Baik, terima kasih (berjalan menuju kursi juri di bawah kiri panggung)

(Acara dimulai)

Presenter                    : Selamat malam para juri dan hadirin sekalian. pada malam hari ini acara kompetisi musik nasional akan menampilkan bakat-bakat terpendam anak-anak bangsa dalam musik dan piano, tanpa menunda lagi mari kita sambut peserta pertama.
(9 peserta selesai tampil, Melody masuk)

Presenter                    : Penampilan luar biasa dari peserta ke 9. Sekarang mari kita sambut peserta terakhir malam ini, peserta ke-10, Melody!

(penonton tepuk tangan, Melody naik ke panggung)

Melody                       : Selamat malam hadirin dan juri, saya Melody, hari ini saya akan membawakan lagu berjudul Bahasa Kalbu dari Titi DJ. Selamat menikmati.
(penonton tepuk tangan)

(Melody bermain piano dan menyanyikan Bahasa Kalbu – Titi DJ)
Kau satu kekasih
Kulihat di sinar matamu
Tersimpan kekayaan batinmu

Di dalam senyummu
Kudengar bahasa kalbu
Mengalun bening menggetarkan
Kini dirimu yang selalu bertahta di benakku
Dan aku akan mengiringi
Bersama di setiap langkahmu

Percayalah hanya diriku yang paling mengerti
Kegelisahan jiwamu kasih dan arti kata kecewamu
Kasih yakinlah hanya aku yang paling memahami
Besar arti kejujuran diri indah satu sanubari kasih
Percayalah
(Penonton tepuk tangan)
(Lampu menyorot Song)

Song                : (Dalam pikiran)  Permainan piano yang bagus, nada-nadanya tepat dan suaranya bagus. Gadis ini mengingatkan ku akan seseorang yang ku kenal dulu.
Presenter        : Permainan yang luar biasa dari kontestan Melody, mari kita dengarkan tanggapan para juri.
Juri 1              : Permainan piano yang baik,
Juri 2              : Suara kamu bagus, tekniknya juga bagus, tapi perlu diasah lagi.
Song                : Nada yang tinggi tercapai dan permainan piano kamu bagus, sudah latihan dari umur berapa ?
Melody           : Saya baru suka musik  sejak umur 7 tahun, jadi sudah 15 tahun ssaya berlatih piano, saya juga berlatih alat musik lain seperti gitar dan drum.
Song                : Luar biasa, lanjutkan latihan kamu ya
(Melody tersenyum dan mengganguk)
Presenter        : Baiklah karena sekarang 10 peserta sudah tampil semua mari kita lihat siapa yang berhasil memenangkan lomba ini, Para Juri silahkan tentukan pilihannya.
(Juri memilih)
Presenter        : Baiklah. Juara tiga diperoleh oleh peserta ke 3! Juara dua diperoleh oleh peserta ke 10, dan yang terakhir jauar 1 dimenangkan oleh peserta ke 9. Selamat untuk para pemenang dan demikian acara Kompetisi Musik Nasional malam ini, terima kasih kepada para juri, staff, dan peserta yang telah mengikuti lomba ini. Selamat malam.

(Lomba selesai)

Song                : Aku harus mencari tahu tentang peserta nomor 10 tadi. Permainan dia sangat mirip dengan Melody, bahkan namanya pun sama. Aku ingin tahu siapa dia.

(Song pergi dari Lokasi dan melihat Melody)

Song                : Nah itu dia, aku akan mengikutinya secara diam-diam, mudah-mudahan tidak ketahuan.

(Akhir babak 5) 
  

Babak 6

Setting 1 : Rumah Song
(Lampu menyala)
Song                : (mondar-mandir di ruang tamu rumahnya.)  Aku sudah mengikutinya selama seminggu dan aku akhirnya tahu dimana lokasi rumahnya dan tempat dimana dia sering menghabiskan waktu. Aku juga melihat beberapa keunikan yang mirip dengan Melody dan aku semakin yakin kalau dia adalah Melody. Hari ini aku akan berusaha untuk mengajak dia ngobrol. (berjalan keluar rumah)
Setting : Jalan (dekat rumah Melody)

Song                : (bersembunyi dibalik bawah panggung) Kondisi rumahnya sepisekali. Apa dia sudah pergi dari tadi pagi ya? Aku coba tunggu aja deh.

(Beberapa saat kemudian Melody keluar rumah)

Song                : Nah itu dia!, Aku aku akan coba mengikutinya. (Song berjalan mengikuti Melody)
(1 jam berlalu, Melody mulai sadar kalu dirinya diikuti oleh Song)
Melody           : Aku akan mengelabuinya, aku belok disini aja (Melody masuk ke kiri panggung)
Song                : Aduh dimana dia? Aku tadi lihat dia belok di gang kecil itu. Aku harus mengejarnya. (mengejar Melody ke kiri panggung, kemudian keluar dari kanan dan berdiri di tengah panggung)
Song                : Akhirnya keluar juga, ke arah mana dia pergi ?
Melody           : (muncul dibelakang Song) Anda siapa ya? Kenapa Anda mengikuti saya ?
Song                : (terkejut dan berbalik) WOW!
Melody           : Ah! Anda Juri diacara Kompetisi Musik Nasional minggu lalu kan? (menatap tajam)
Song                : I-iya (tertawa kaku)
Melody           : Kenapa Anda mengikuti saya?
Song                : Er, begini, aku terpukau dengan permainanmu kemarin dan aku juga ingin bertanya kepadamu.
Melody           : Ah, terima kasih. Anda  ingin bertanya apa?
Song                : (serius) Apakah kau mengingatku Melody ?
Melody           : (bingung) Maksud mu? Tentu saja, Anda juri di-
Song                : (tersenyum) Sepertinya kau tidak ingat. Aku akan menyanyikan sebuah lagu, dengarkan dan perhatikan aku. (Marcel - Takkan terganti)
Telah lama Sendiri
Dalam langkah sepi
tak pernah ku kira bahwa akhirnya
tiada dirimu disisiku

Meski waktu datang dan berlalu sampai kau tiada bertahan
semua tak akan mampu mengubahku
hanyalah kau yang ada di relungku

hanyalah dirimu mampu membuat ku jatuh dan mencinta
kau bukan hanya sekedar indah
Kau tak akan terganti

Tak pernah kuduga bahwa akhirnya
terungkap janjimu dan janjiku

Meski waktu datang dan berlalu sempai kau tiada bertahan
Semua tak akan mampu mengubahku
Hanyalah kau yang ada di relung ku

Hanyalah dirimu mampu membuatku jatuh dan mencinta
Kau bukan hanya sekedar indah
Kau tak akan terganti

Melody           : (menitikkan air mata)  Apakah kamu Song?
Song                : (tersenyum) Lama tidak berjumpa, Melody.
Melody           : (berlari mendekati Song dan memeluknya) Kau kemana saja? Aku mencarimu ke mana-mana, aku terus menunggu kabar darimu tetapi tidak kunjung datang. Song, aku merindukanmu (menangis)
Song                :(membalas pelukan Melody) Aku juga. Dulu orangtua ku memutuskan untuk pindah keluar negeri sebagai alasan untuk menyelamatkan diri dari kerusuhan. Aku minta maaf jika aku membuatmu menunggu, ini untukmu (melepaskan pelukan Melody dan memberinya gantungan kunci)
Melody           : Ini untuk apa ?
Song                : Oleh-oleh untuk Melody yang cengeng! (tertawa)
Melody           : Kau tidak pernah berubah ya, terima kasih Song dan selamat datang kembali ke Indonesia. Aku senang sekali dapat bertemu dengan kamu lagi di sini.
Song                : (tersenyum) Terima kasih untuk sambutannya Melody, aku juga senang dan bersyukur dapat kembali dan bertemu denganmu lagi.
Melody dan Song (keduanya tersipu malu)
Song                : Kita ngobrol di tempat lain yuk!
Melody           : Ayo! Di mana ?
Song                : Kita ngobrol di kafe baru ku di pusat kota
Melody           : (mengangguk) Ayo boleh, tapi traktir aku ya.
Song                : Hei, aku baru saja ke Indonesia. Aku yang harus ditraktir dong.
Melody           : Dasar! Ya sudah tapi lain kali kau yang traktir! Ayo berangkat.(tersenyum)
Song                : (memegang tangan Melody, tersenyum) Ayo!
(Melody dan Song berjalan ke Kafe)

(Akhir babak 6)



Babak 7

(Saat sampai di kafe, Song dan Melody duduk berhadapan. Setelah itu, pelayan memberikan menu kepada mereka.)

Song                : Biar aku yang membayarnya. Pesanlah apapun yang kau mau.
Melody           : (Melody tersenyum seperti menggoda.) Benarkah? Tadi kau bilang aku yang traktir. Kalau begitu aku tidak akan segan-segan memesan menu yang paling mahal. (tertawa)
Song                : (tersenyum)

(Song memesan cheese cake dan Melody memesan chocolate cake. Pelayan pun mengambil pesanan mereka dan pergi ke belakang panggung.)

Song                : (Song melipat tangannya ke depan sambil melihat ke arah Melody) Jadi, bagaimana kabarmu?
Melody           : Tentu saja aku baik-baik saja. Haahh aku masih belum percaya bisa bertemu lagi denganmu. Dulu aku lebih tinggi darimu, tapi sekarang kamu sudah lebih terlihat seperti laki-laki. (tertawa)
Song                : Jadi, maksudmu dulu aku bukan laki-laki?
Melody           : (Melody masih tertawa.) Habisnya dulu kau lucu sekali sih. Berbeda dengan sekarang. Sekarang kau tinggi, mukamu sudah terlihat lebih dewasa, dan juga suaramu sudah berat kan!

(Pesanan Melody dan Song tiba.)

Pelayan           : Silahkan pesanannya.
Song                : Terima kasih. (kata Song pada pelayan. Setelah itu Song tersenyum hangat pada Melody) Kau juga sudah banyak berubah. Kau terlihat feminim dengan dress dan make up natural di wajahmu. Sangat cocok untukmu. (Song memangku kepalanya dengan tangan kanannya.)
Melody           : (Tiba-tiba wajah Melody memerah dan menjadi salting.) A-apa-apaan sih? Kau sudah terbiasa merayu wanita ya!
Song                : (tertawa puas) sejak kapan kau jadi pemalu seperti ini? (melihat di kafe ada piano) Ah aku akan menyanyikan sesuatu untukmu. (berjalan ke arah piano dan menyanyikan lagu Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki)
Melihat tawamu
Mendengar senandungmu
Terlihat jelas dimataku
Warna - warna indahmu
Menatap langkahmu
Meratapi kisah hidupmu
Terlihat jelas bahwa hatimu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki

Melody (melanjutkan lagunya.)
Sifatmu nan s'lalu
Redakan ambisiku
Tepikan khilafku
Dari bunga yang layu
Saat kau disisiku
Kembali dunia ceria
Tegaskan bahwa kamu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki

(Saat lagu habis, lampu panggung mati. Kemudian saat lampu panggung dinyalakan, Song dan Melody telah berdiri di depan kafe.)

Song                : Hari sudah malam, lebih baik aku mengantarmu pulang.
Melody           : Baiklah.

(Lampu panggung dimatikan. Setelah dinyalakan setting berada di depan rumah Melody.)

Song                : (Song mengantar Melody sampai di depan panggung.) Masuklah. Angin malam buruk buat kesehatan.
Melody           : Terima kasih ya, Song untuk traktiran sama jasa antarnya juga (terkekeh)
Song                : (Song tersenyum lembut) Iya. Jangan sungkan-sungkan. Kalau ada apa-apa bilang saja. Sudah, masuklah!

(Saat berpisah mereka saling tersenyum satu sama lain.)

(setelah Melody masuk, Song berjalan ke arah kanan panggung. Namun, di pertengahan dia berhenti dan menoleh ke arah rumah Melody.)

Song (di dalam hati)
Senangnya bisa bertemu lagi dengan orang yang ku kasihi. Namun, masihkah Melody mengingat janji kita dulu?

(Lampu sorot dimatikan secara perlahan.)



Babak 8

Setting : Rumah Melody

 (Saat di dalam rumah, Melody menghampiri ibunya yang sedang duduk di sofa membaca majalah. Ia duduk di sebelah ibunya. Melody terlihat gembira.)
Melody           : Mama, hari ini aku sangat bahagia!
Iriana              : (Ibu mengalihkan pandangannya. Lalu menghadap ke arah Melody.) Ada apa? Kau masih senang  karena kompetisinya kan? (Wajah ibu terlihat bersemangat.)
Melody           : (Wajah Melody cemberut.) Bukan ma, ini ada hubungannya dengan kompetisi itu sih tapi ada hal yang lebih membahagiakan!
Iriana              : (Ibu menaruh majalahnya di atas meja.) Lalu, apa yang membuat kamu senang?
Melody           : aku bertemu dengan Song. Ternyata dia adalah salah satu juri di kompetisi kemarin.
Iriana              : (Ibu menunjukkan wajah tidak percaya.) Siapa? Song? Song yang- (tidak sempat meneruskan, Melody langsung memotong pembicaraan.)
Melody           : (Melody memegang kedua tangan ibunya.) Iya, ma! Song teman kecilku! Dia jadi juri di sana (Wajah Melody berseri-seri.)
Iriana              : Wah wah.. Sudah lama sekali ya. Akhirnya Song kembali lagi ke Indonesia. Kenama kamu terlihat senang sekali (Wajah ibu terlihat menggoda.). Seneng ya bisa ketemu lagi sama cinta pertama?
Melody           : (tersipu) Ih apaan sih, Mama! Dia cuma sahabatku kok.
Iriana              : (Ibu mencolek pipi Melody.) Hmm.. Masa sih? Bukannya waktu Song pergi kamu menangis seperti dunia mau kiamat ya? (Setelah tertawa, ibu Melody pergi ke belakang panggung.)
Melody           : (Melody melipat kedua tangannya dan memangku kaki kanannya.) Apaan sih Mama? Song kan sahabatku Tapi, kenapa sekarang kalau aku memikirkan Song hatiku berdegup kencang? (Melody berdiri secara mendadak dan Melody menyanyikan lagu Tiba Tiba Cinta Datang - Maudy Ayunda)


Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Saat ku mulai mencari cinta
Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Ku harap dia rasakan yang sama

Di sesuatu saat ku melihat dia
Ada getaran membuatku rindu
Senang hatiku saat ku dengar suaranya
Ingin selalu ada di dekatnya

Saat ku sendiri ku bayangkan dia
Datang padaku dengan cinta
Di keramaian ku merasa sepi
Saat tak ada dirinya

Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Saat ku mulai mencari cinta
Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Ku harap dia rasakan yang sama

Di sesuatu saat ku melihat dia
Ada getaran membuatku rindu
Senang hatiku saat ku dengar suaranya
Ingin selalu ada di dekatnya

Saat ku sendiri ku bayangkan dia
Datang padaku dengan cinta
Di keramaian ku merasa sepi
Saat tak ada dirinya

Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Saat ku mulai mencari cinta
Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Ku harap dia rasakan yang sama

Ku harap dia rasakan yang sama
Ku harap cinta akan tiba
Tiba-tiba cinta datang padaku
Saat ku mulai mencari cinta
Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Ku harap dia rasakan yang sama

Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Saat ku mulai mencari cinta
Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Ku harap dia rasakan yang sama
Ku harap dia rasakan yang sama (ku harap dia)
Ku harap dia rasakan yang sama
Ku harap dia rasakan, rasakan yang sama



 (Lampu mati. Babak 8 Selesai)



Babak 9

Setting            : Rumah Song

(Song memasuki rumahnya.)

Song                : Ibu aku pulang. (Saat Song masuk ke rumah, Song langsung duduk di sofa)
Weni              : (Ibu Song masuk dari belakang panggung sambil membawa sebuah tab.) Song, Ibu tadi melihat daftar peserta kompetisi. Lalu, ibu melihat ada nama Melody. Apakah itu adalah Melody, teman kecilmu itu?
Song                : Iya, dia Melody yang ibu kenal.
Weni         : (Ibu Song duduk di kursi makan.) Wah kebetulan sekali. Terus bagaimana pertunjukkannya?
Song          : (Song berhenti minum.) Melody sudah banyak memiliki perkembangan. Saat memainkan piano, ia terlihat enjoy dan santai, tidak seperti dulu. Dan dia dapat juara 2 dalam kompetisi ini. (Song melanjutkan minumnya lagi.)
Weni               :Yaa baguslah. Ohya Song, umurmu kan sudah cukup untuk bertunangan. Ibu mau memperkenalkanmu kepada salah satu gadis anak teman ibu. Besok temuilah dia.
Song                : (menaruh gelasnya) Aku tidak mau! Kita sudah pernah membicarakan ini, bu. Dan aku tetap tidak mau!
Weni               : Song! Sampai kapan kamu begini terus? Ah ibu tahu. Apakah karena Melody? Sudah ibu katakan, kalian tidak boleh menjalin hubungan selain berteman!
Song                :Iya! Kenapa memangnya kalau aku mencintai Melody? Apakah ibu belum juga mengerti hingga saat ini? Aku hanya mencintai Melody, dan tidak ada wanita lain yang dapat menggantikannya di dalam hatiku. Kenapa ibu selalu memaksaku? (Song pergi dari panggung.)
Weni               : Song!

(Lampu panggung mati secara perlahan-lahan dengan adegan ibu Song yang tetap berdiri melihat kepergian Song.)

(Song menyanyikan Kyuhyun - Hope Is A Dream That Doesn't Sleep)


Na oerowododwe
Neol saenggakhaldden
Misoga naye eolgule beonjyeo

Na himdeuleododw
Niga haengbokhaldden
Sarangi nae mam gadeukhi chaewo

Oneuldo nan geochin sesangsoke saljiman
Himdeuleodo, nugameumyeon, ni moseubbun
Ajikgo gwitgae deulryeooneun ggumduli
Naye gyottesso neol hyanghe gago itjanha
Nae salmi haru haru ggumeul kkuneun geotcheoreom
Neowa hamgge majubomyeo saranghalsu itdamyeon
Dasi ileoseol geoya

Naege sojunghaetdeon gieoksokui haengbokdeul
Himdeun sigan sokeseodo deouk ddaseuhaetdeon
Huimangeun naegen jaldeulji anneun ggom

 
Tak masalah jika ku kesepian
Kapanpun aku memikirkan mu
Senyuman selalu menghiasi wajahku

Tak masalah jika ku lelah
Kapan pun kau bahagia
Hatiku dipenuhi dengan cinta

Hari ini, aku mungkin hidup di dunia yang kejam lagi
Meski aku lelah, saat ku pejamkan mata, ku hanya lihat sosokmu
Mimpi-mimpi yang terus bedering di telinga ku
Adalah demi dirimu

Setiap hari hidupku seperti sebuah mimpi
Andai kita bisa saling melihat dan mencintai
Aku kan bangun lagi

Bagiku, kebahagiaan dari ingatan yang berharga
Akan jadi penghangat di waktu yang sulit ini
Bagiku harapan adalah mimpi yang tak pernah mati


(Babak 9 Selesai)


Babak 10

Setting            : Rumah Song

Narasi
Song sangat sibuk dan susah dihubungi selama berhari-hari, Melody pun memutuskan pergi ke rumah Song. Melody yang merindukan Song, memutuskan untuk pergi ke rumah Song.

Melody           : (Sambil mengetok pintu) Permisi
Weni               : (Pergi membuka pintu) Iya siapa?
Melody           : Saya Melody, tante.
Weni               : Oh Melody, ada apa Melody?
Melody           : Apakah Song ada?
Weni               : Ada apa memangnya Melody?
Melody           : Tidak apa-apa. Hanya saja belakangan ini Song sulit dihubungi. Apa dia sakit?
Weni               : Oh itu, Song sedang sibuk Melody. Mungkin dia lelah dan tidak ingin diganggu.
Melody           : Oh begitu yah. Baiklah kalau begitu.
Weni               : Melody, kenapa kamu repot-repot kemari untuk mencari Song? Apa kamu menyukai Song?
Melody           : A-apa? Kenapa tante berbicara seperti itu?
Weni               : Bukannya bagaimana, tapi lebih baik kamu bertindak sewajarnya saja saat berteman dengan Song. Tante tidak mau ada kesalah pahaman jika orang-orang melihat kalian terlalu dekat. Lagi pula Song sudah tante jodohkan perempuan lain.
Melody           : Ah, begitu ya. Song tidak bilang apa-apa soal perjodohan.
Weni               : Maaf ya Melody, tapi ini demi kebaikan kamu juga. Kamu dan Song hanya bisa berteman saja. Kalian juga terlalu, bagaimana ya mengatakannya, berbeda.
Melody           : Tidak apa-apa tante. Saya dan Song memang tidak lebih dari teman. Ya sudah tante, saya permisi pulang.
Weni               : Baiklah, hati-hati ya Melody. Salam untuk ayah dan ibumu.

(Melody keluar dari rumah Song. Saat Melody pergi, Song datang dari balik panggung.)

Song                : Ibu, tadi itu siapa?
Ibu Song         : Bukan siapa-siapa Song (tersenyum).

(Lampu padam. Lampu menyala. Melody sedang duduk di kursi pianonya. Ia menatap ponselnya, Song menelponnya.  Melody menangis. Ia kemudian memainkan Perbedaan – Ari Lasso)
Sendiri resapi heningnya malam ini
Tanpamu di sini hatiku sunyi
Berharap engkau kembali
Mengisi hari bersama lagi
Segala perbedaan itu membuatmu jauh dariku
Biarlah sang waktu menjaga cintamu
Nyalakanlah api cinta, membakar ragu yang ada
Ku kan selalu setia hingga saat tiba
(Babak 10 Selesai)


Babak 11

Setting           : Jalan
Narasi
Melody sangat sulit dihubungi. Song mulai khawatir. Ia benar-benar menyesal karena ia tidak memberi kabar selama ia sibuk mengurusi konsernya. Song akhirnya memutuskan untuk menunggu Melody di dekat rumahnya sampai gadis itu keluar, karena setiap kali ia datang ke rumah Melody, gadis itu menolak untuk bertemu dengan Song.
Song                : (Tersenyum ketika gadis itu keluar dari rumah) Melody!
Melody           :  (terkejut kemudian berusaha melarikan diri)
Song                : Melody! (Menarik tangan melody)
Melody           : (berusaha melepas genggaman tangan Song)
Song                :  Melody, ada apa denganmu?
Melody           : (tetap berjalan menghindari Song )
Song                : ( Berada di depan melody, dan memegang bahu melody) Maafkan aku karena tidak memberimu kabar selama konser dan sibuk.
Melody           : ( Melepaskan tangan song yang ada di bahu)
Song                : Kenapa kau jadi begini? Katakan apa salahku!
Melody           : (Diam, dan memutuskan melanjutkan perjalanan)
Song                : Melody ( memegang tangan Melody)
Melody           : (menepis kembali dan menampar Song) Jangan memaksaku!
Song                : (terdiam sejenak) Maaf, aku tidak bermaksud memaksamu. Tapi, aku mengkhawatirkanmu.
Melody           : Untuk apa kau mengkhawatirkan aku sampai seperti ini? Bukannya kita hanya teman?
Song                : (terkejut)
Melody           : Sudahlah! (Berbalik arah, tapi tangannya ditahan Song lagi)
Song                : Aku mencintaimu Melody. Sejak dulu!
Melody           : (Menitikkan air mata, kemudian menarik tangannya) Bagaimana kau bisa berkata seperti itu ketika kau sudah dijodohkan!
Song                : Apa katamu? Dijodohkan? Siapa yang mengatakan- (terdiam) Apa ibuku yang bilang?
Melody            :Sudahlah Song!!! KITA TIDAK BISA BERSAMA!!! Tidak masalah dengan Ibumu atau perempuan lain. Kita terlalu berbeda! (Beranjak pergi
Song                : Melody!!!
Melody           : Jangan ikuti aku lagi

(Lampu padam. Lampu menyala, Melody sedang duduk di sofa. Ia memeluk Ibunya. Ia bernyanyi Cinta Sejati – Ari Lasso)


Aku jatuh cinta padamu
Sejak pertama kita bertemu
Diam menghuni relung hati
Kau tak pernah perduli
Tuhan mengapa kau anugerahkan
Cinta yang tak mungkin tuk bersatu
Kau yang telah lama kucintai
Ada yang memiliki
Cinta sejati
Tak akan pernah mati
Selalu menghiasi ketulusan cinta ini


(Babak 11 Selesai)


Babak 12

Setting : Rumah Song
Narasi
Atas kemenangannya kemarin, di Kompetisi Musik Indonesia, Melody diundang di Pagelaran Musik untuk meyanyikan lagu di sana. Kedua orang tua Melody yang merupakan musisi besar juga diundang.
Melody           : Apa yang harus aku nyanyikan? Song pasti ada di sana. (tersentak) Aku ingat sesuatu.
(Melody pergi ke perkarangan rumahnya, disana terdapat time capsule yang dibuat oleh Song dan Melody sepuluh tahun yang lalu. Ketika Melody melihatnya, ia menangis.)
Melody (berjalan ke dalam dan menuju ke pianonya. Ia memainkan lagu Tetap di dalam Jiwa – Isyana Sarasvati)


tak pernah terbayang
akan jadi seperti ini pada akhirnya
semua waktu yang pernah kita lewati bersama
nyata hilang dan sirna
hitam putih berlalu, janji kita menunggu
tapi kita tak mampu
seribu satu cara kita lewati
tuk dapatkan semua jawaban ini
bila memang harus berpisah
aku akan tetap setia
bila memang ini ujungnya
kau kan tetap ada di dalam jiwa



(Babak 12 Selesai)



Babak 13

Setting            : Panggung
Narasi
Ketika Pagelaran dimulai, tibalah saat ketika Melody mendapatkan giliran untuk bernyanyi. Di sana terlihat cantik dengan gaun biru mudanya. Tapi ia terlihat sedih dan matanya terlihat bengkak karena sering menangis.
Melody           : Selamat Malam semua. Kali ini saya akan membawakan lagu yang saya buat sepuluh tahun yang lalu. Ada beberapa perbaikan yang saya buat di dalam lagu ini. Lagu ini saya tunjukkan kepada seseorang yang membuat saya menyukai musik, dan bisa mencintai musik. Ah, tidak. Melalui musik saya dan orang itu dipertemukan, dan melalui musik akan saya ungkapkan isi hati saya yang sesungguhnya padanya.

(Penonton bertepuk tangan Melody memainkan pianonya. Lagu yang digunakan di sini adalah Berawal dari Tatap – Yura Yunita)


Berawal dari tatap. Indah senyummu
Memikat
Memikat hatiku. Yang hampa lara
Senyum membawa tawa
Tawa membawa cerita
Cerita kasih indah. Tentang kita
Terkadang ku ragu. Kadang tak percaya
Tapi ku yakin kau milikku
Kau membuatku bahagia
Disaat hati ini terluka
Kau membuatku tertawa
Disaat hati ini terbawa
Terbawa oleh cintamu untukku
Untuk kita



(Melody menghentikan permainannya, ia kemudian turun dari panggung setelah menerima tepuk tangan dari penonton.)
MC                 : Penampilan yang luar biasa dari Nona Melody yang cantik! Baiklah hadirin, tadi adalah penampilan terakhir-
(tiba-tiba Song naik ke atas panggung dan berbisik pada MC)
MC                 : Ah, Tuan Song akan menyanyikan lagu juga.
Song                : Terima kasih atas kesempatannya. Maaf apabila ini mendadak, tapi aku juga membuat sebuah lagu untuk seseorang. Ia adalah cinta pertamaku. Kami berdua pernah berjanji akan menyanyikan lagu ciptaan kami sepuluh tahun yang lalu.  (memainkan piano dan bernyanyi Lagu Kita – Vidi Aldiano)


Meskipun aku bukan siapa-siapa, bukan yang sempurna
Namun percayalah hatiku milikmu
Meski seringku mengecewakanmu, maafkanlah aku
Janjiku kan setia padamu, hanyalah dirimu

Aku milikmu, kau milikku
Takkan ada yang pisahkan kita
Ini lagu kita 'tuk selamanya
Janjiku untukmu takkan tinggalkan dirimu

Meski seringku mengecewakanmu, maafkanlah aku
Janjiku kan setia padamu, hanya dirimu

Aku milikmu, kau milikku
Takkan ada yang pisahkan kita
Ini lagu kita 'tuk selamanya
Janjiku untukmu takkan tinggalkan dirimu

Lagu ini akan menjadi saksi
Tulusnya hatiku cintaimu



(Lalu Song turun dari Panggung dan mendatangi Melody.)

Song                : Apa kita menepati janji kita?
 Melody          : (mengeluarkan kotak time capsule dari tasnya) Lagumu indah sekali.
Song                : Kau juga. Tapi, lagu itu untukmu. Aku harap kau mau menerimanya. (menggenggam tangan Melody) Aku benar-benar mencintaimu. Dalam time capsule ku simpan rinduku.
Melody           : (menangis) Melalui musik, aku menemukanmu. (memeluk Song)

(Seluruh penonton pagelaran mulai berdiri dan memberikan tepuk tangan untuk mereka berdua, dan ibu Song pun hanya terdiam dari kursi VIP pagelaran tersebut dan ikut memberikan tepuk tangan.)

 

Babak 14

Song dan Melody lalu berjalan ke tempat dimana ibu Song duduk lalu ibu Song berpelukan dengan Melody, dan meminta maaf dan menyesal atas perkataannya kemarin.
Weni               : Melody, tante minta maaf atas perlakuan dan perkataan tante kemarin ya. Tante tidak menyangka kalau kalian benar-benar saling mencintai. Tante akan bahagia jika kamu dan Song bahagia.
Melody           : Iya, tidak apa-apa tante.
Song                : (merangkul Melody)

(Lampu padam. Lampu menyala, Song dan Melody menyanyikan lagu terakhir bersama. Akhirnya Ku Menemukanmu – Naff)


akhirnya ku menemukanmu
saat hati ini mulai meragu
akhirnya ku menemukanmu
saat raga ini ingin berlabuh

ku berharap engkau lah
jawaban sgala risau hatiku
dan biarkan diriku
mencintaimu hingga ujung usiaku

Jika nanti ku sanding dirimu
Miliki aku dengan segala kelemahanku
Dan bila nanti engkau di sampingku
Jangan pernah letih tuk mencintaiku

Melody dan Song
“Dalam time capsule, ku simpan rinduku. Melalui musik, aku menemukanmu.”

(Babak 14 Selesai. Tamat)